Rabu, 06 Februari 2013

Kunjungan Bapak Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Mesir


Presiden Tinjau Pembangunan Asrama Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar


Kairo, Mesir: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau ke lokasi pembangunan asrama mahasiswa Indonesia di Kampus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, Rabu (6/2) pukul 09.30 waktu setempat atau 14.30 WIB. Setiba di lokasi, Presiden SBY disambut Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Prof Dr Abdul El-Thawwaf Kutub dan Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Prof Dr Farid Hamadah.

Al-Azhar, kata Presiden SBY dalam sambutannya, merupakan lembaga pendidikan terkenal di dunia serta menghasilkan ulama dan pemimpin dunia. "Al-Azhar sangat terkenal dan lekat di hati Indonesia karena memproduksi para pemimpin dunia," kata Presiden. 

"Saya berterima kasih karena Indonesia dapat kesempatan ikut membangun asrama mahasiswa. Insya Allah akan kami lakukan kontribusi untuk membangun asrama lainnya," SBY menambahkan.

Indonesia dan Al-Azhar memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan umat Islam dapat bangkit kembali. "Saya kira para pimpinan Al-Azhar setuju dengan saya bahwa kita harus mengembangakan kembali peradaban Islam untuk mengukir dunia," ujar Presiden.

"Saya mendoakan agar bangsa Mesir yang memiliki peradaban tinggi terus dapat membangun negerinya," kata Kepala Negara. SBY kenyampaikan undangan kepada kembali Grand Syaikh dan Rektor Al-Azhar untuk kembali berkunjung ke Indonesia. "Saya menitipkan anak-anak kami tersayang, mahasiswa-mahasiswa Indonesia, tolong didik mereka menjadi pemimpin dan tokoh negara bahkan bagi dunia," SBY berpesan pada akhir sambutannya.

Peletakan batu pertama untuk asrama mahasiswa Indonesia ini telah dilakukan pada 2011 silam. Asrama ini dibangun dengan menghimpun dana dari pemerintah provinsi di Indonesia, sampai sekarang dana yang telah terhimpun sejumlah Rp 19 miliar. Direncanakan pembangunan akan rampung dan diresmikan pada tahun 2015. Asrama ini menampung 50 persen mahasiswa Indonesia, 25 persen mahasiswa Mesir, dan 25 persen mahasiswa lainnya.

Tanah tempat dibangun asrama ini merupakan wakaf dari Universitas Al-Azhar untuk mahasiswa Indonesia. Mahasiswa Indonesia di Mesir berjumlah sekitar 4 ribu orang. Asrama ini menempati lahan seluas 14 ribu meter persegi, terdiri atas 324 kamar dalam 4 gedung.

Ratusan mahasiswa dan pelajar Indonesia di Mesir telah menunggu kedatangan Presiden SBY sejak pagi, mereka dengan antusias mengibarkan bendera merahiputih saat Presiden tiba di lokasi. Mereka berebut untuk dapat bersalaman dengan SBY. 

Senin, 28 Januari 2013

Maulid Nabi Muhammad, momen yang kultus bagi umat Islam

Berbicara tentang peringatan kelahiran, siapapun pasti merasa senang ketika hari kelahirannya di kenang dan di ramaikan. Di hari itu pasti tidak ada yang merasa gundah, sedih atau pilu. Mereka merayakannya dengan hati bahagia, riang dan ceria. Dan seolah-olah orang yang diperingati hari kelahirannya tersebut seakan terlahir kembali dengan keadaan fitrah. Bagaimana dengan kita? Apakah kita termasuk orang yang di peringati kelahirannya seperti diatas? Jika benar, bagaimana perasaan kita? Senang? Bahagia? atau bahkan sedih? gundah? Sesungguhnya yang dimaksud peringatan hari kelahiran itu bukan merayakan kelahirannya dengan berpesta pora, berfoya-foya dengan keglamoran seperti sebuah pesta ulang tahun yang berbasis budaya Barat. Sudah tahu sendiri kan, bagaimana metode orang Barat untuk menghancurkan kita? Dengan menyusupkan budaya-budaya yang tidak bermoral ke negeri kita, Indonesia, mereka dengan tanpa dosa mempengaruhi dan merusak budaya tradisional Indonesia. Ulang tahun ala mereka itu dengan merayakan pesta pora yang tidak ada gunanya. Berujung pada berbagai kemaksiatan. Celakanya, justru malah menyia-nyiakan kehidupan mereka yang kian hari malah berkurang. Kita, khususnya Muslim (maaf saya kira bagi non-Muslim yang tidak merasa melakukan hal yang sama seperti yang telah disebutkan diatas, tidak masalah) seharusnya malah bersedih ketika tahu umurnya berkurang, bukan bertambah. Namun kita juga harus bahagia ketika orang lain peduli dengan kehidupan kita. Karena kita dan orang lain adalah satu bangunan yang saling menguatkan. Maka kita harus senang ketika ada orang lain yang meringankan kita. 

Lantas Maulid Nabi Muhammad?

Pada tahun 571 M, 12 Rabi'ul Awwal, di kota Makkah, lahirlah seorang manusia pilihan, kekasih Tuhannya, yang akan membawa kedamaian dimasanya hingga sekarang dan yang menuntun dari kegelapan menuju cahaya. Dialah Muhammad bin Abdullah, seorang Nabi besar sekaligus penutup para Nabi sebelumnya, yang artinya tiada lagi Nabi setelahnya (Khotamul Anbiya') yang terlahir dalam keadaan yatim. Kemudian diasuh oleh ibunya SAW, Aminah sampai beliau berumur 6 tahun. Kemudian sang ibu wafat dalam perjalanan di Abwa, sebuah kampung yang terletak diantara Makkah dan Madinah. Setelah itu beliau diasuh oleh 'Ummu Aiman, seorang budak kakek beliau, Abdul Muthalib. Kemudian pada usia 8 tahun, sang kakek menghadap Ilahi. Lalu, beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Dan seterusnya sampai beliau menerima wahyu kenabian pada usia 40 tahun. Kemudian bertemu dengan Sayyidah Khodijah, perempuan terkaya di masa itu dan menikahinya. Melahirkan dua anak laki-laki dan empat anak perempuan. Namun, kedua anak laki-laki beliau (Qasim bin Muhammad dan Abdullah bin Muhammad), meninggal dunia terlebih dahulu ketika usia mereka belum mencapai dewasa. Inilah alasan kenapa Allah menciptakan Muhammad SAW sebagai nabi terakhir dan tidak ada lagi setelahnya. Karena nabiyullah kesemuanya itu laki-laki, tidak ada yang wanita. Maka dengan meninggalnya kedua putra beliau, maka secara otomatis tidak ada lagi pengganti kedudukan ayahnya sebagai nabiyullah. Beliau menyebarkan da'wah dan ajaran Islam hingga akhir hayat beliau pada tahun 632 M. Beliau meninggalkan dua pegangan umat Islam untuk umat beliau hingga sekarang ini, yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadits (Sunnah ).

Lalu kenapa kelahiran Nabi Muhammad dikultuskan?

Seperti yang kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan, tiada bandingannya hingga sekarang. Sempurna secara lahir dan bathin. Kita sebagai umat beliau, sudah seharusnya mensucikan hari kelahiran beliau. Bukan dengan cara seperti yang telah disebutkan diatas, melainkan dengan cara memuji beliau dengan pujian-pujian Islami lewat sya'ir-sya'ir merdu yang telah dikarang oleh para ulama' terdahulu. Bukan dengan cara pesta pora, dan berglamor ria, melainkan dengan melantunkan sholawat kepada beliau. Adapun sholawat sendiri adalah kumpulan sya'ir yang bermakna, yang mengulas tentang kepribadian beliau. Terkumpul dalam suatu Majmu', berba'it-ba'it. Seperti contoh sholawat burdah yang dikarang oleh Imam Al-Bushiri (Syarafuddin Abu Abdillah Muhammad ibn Sa'id ibn Hamad Al-Bushiri/(610-695H/ 1213-1296 M)) yang berasal dari wilayah Bushir, Mesir. Kecintaan beliau kepada Nabi Muhammad SAW yang sangat besar, diekspos lewat beberapa senandung sya'ir yang beliau buat. Adapun beberapa contoh petikan sya'ir Burdah adalah sebagai berikut :
Amin tadzakurin jiranin bi Dzi Salami
Mazajta dam ‘an jara min muqlatin bi dami,  
yang artinya :
Apakah karena terkenang tetangga mulia dengan pembawa keselamatan
Kau curahkan air mata bercampur darah dari rongga matamu,

Dari berbagai dalil diatas, maka sudah jelas bahwa kita sebagai umat Muslim, harus mengkultuskan hari kelahiran Nabi kita, Muhammad SAW dengan cara bersholawat kepada beliau dan meminta syafa'at kepada beliau. Karena sesungguhnya beliau berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya, yang memberikan pertolongan kepada umatnya ketika didunia dan itu dhohir (nyata). Namun beliau memberikan pertolongan atau yang dikenal dengan syafa'at Nabi ketika nanti di alam akherat. Beliau tidak mengharapkan hari kelahirannya disucikan atau dikultuskan. Tetapi kita sebagai umat Islam pasti sudah tahu kalau kekasih Allah bukan manusia sembarangan. Oleh karena itu marilah kita memperingati beliau dengan kesadaran hati. Ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam melantunkan sholawat kepada beliau, tanpa ada paksaan dan lain-lain. Beliau hanya menganjurkan sholawat dan pujian dari kita. Sebagaimana sabdanya :
 "Ya ayyuhal ladziina 'aamanuu shollu 'alaihi wasallimu tasliima", yang artinya :

"Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kepadanya (Nabi Muhammad SAW) dan ucapkanlah salam kepadanya dengan segala kehormatan".