Selasa, 05 Juni 2012

Seleksi Beasiswa/Non Beasiswa Mesir 2012/2013

Sabtu, 2/6/2012. Ratusan pendaftar seleksi beasiswa ke Universitas Al-Azhar hari ini memadati 5 (lima) perguruan tinggi agama Islam Negeri yang ditunjuk Kementerian Agama sebagai penyelenggara seleksi. Kelima PTAI tersebut adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Alauddin Makassar, IAIN Antasari Banjarmasin, IAIN Jambi, dan IAIN Sunan Ampel Surabaya. Meski jumlah pendaftar mendekati angka 2500 orang, namun dalam pelaksanaan ujian seleksi di hari H-nya, partisipan yang mendaftar ulang dan mengikuti seleksi berada dalam kisaran 55%-65%.
Dimungkinkan, kondisi demikian terjadi karena antara tempat asal peserta dengan lokasi pelaksanaan seleksi sangat jauh. Informasi koresponden www.ditpertais.net didapat bahwa hal demikian terjadi di IAIN Antasari Banjarmasin dan juga beberapa wilayah lainnya. Ada 5 (lima) alumni MA Mardhatillah Balikpapan yang melakukan “pemberkasan” di hari H ujian, karena waktu tempuhnya yang mencapai 24 s.d. 30 jam. Begitu pula pelaksanaan di IAIN Medan. Ada 5 peserta yang berangkat dari Riau dan baru bisa datang pada pukul 10.00 waktu setempat. Sementara di IAIN Sunan Ampel, ada 4 pendaftar datang dari Ponorogo. Meski datang terlambat, panitia tetap mempersilahkan mereka untuk tetap mengikuti prosesi seleksi.

Begitu banyaknya peserta ujian seleksi ini. Di beberapa PTAI penyelenggara, prosesi seleksi baru bisa diselesaikan hingga waktu malam.

Seleksi dilakukan melalui mekanisme ujian tulis dan lisan. Ujian tulis meliputi komponen tahfidz Al-Quran, maharat al-qiraah, wawasan keagamaan. Sedangkan ujian lisan meliputi uji tahfidz dan maharat al-kalam dalam bahasa Arab. Peserta seleksi menunggu gilirannya dengan tertib, dan masuk ke ruang ujian ketika mendapat panggilan dari panitia lokal.

Ujian seleksi ini dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama hari ini (2/6/2012), peserta diseleksi oleh penguji lokal yang merupakan lulusan Universitas Al-Azhar. Peserta yang lulus seleksi tahap awal ini harus mengikuti seleksi tahap kedua yang waktu pelaksanaannya akan diberitahukan kemudian. “Para penguji didatangkan langsung dari Universitas Al-Azhar dan mendapatkan mandat dari Syaikh Al-Azhar. Peserta yang lulus harus datang ke Jakarta,” papar Erni Martini, Kasi Kerjasama Subdit Kelembagaan.

Prosentase partisipan ujian seleksi ke Mesir ini jauh lebih tinggi dibanding peserta ke Sudan. “Ada latar belakang sejarah di balik fenomena ini,” papar Erni Martini, leading sector program ini. Hal tersebut jika diamini oleh Biltisyer Bachtiar, Koordinator Lapangan pelaksanaan kegiatan ini. “memang agak beda daya tarik Mesir ini dibanding Sudan.”

Ilmu di Universitas Al-Azhar relatif masih murni

Mengapa minat lanjut studi ke Universitas Al-Azhar ini masih tinggi? Eko, begitulah ia dipanggil, santri Pesantren Maslakul Huda Kajen Pati asuhan mBah Kiai Sahal Mahfudz, menyatakan bahwa keinginan untuk lanjut studi ke Mesir dilatarbelakangi oleh spirit keagamaan. “Kajian Islam di  Mesir (red: Universitas Al-Azhar) relative masih asli” begitu komentarnya. Para peserta ini berharap bahwa kuota beasiswa ke Universitas Al-Azhar ini bisa ditambah terus setiap tahunnya. Sehingga, mahasiswa Indonesia bisa lebih banyak lagi studi di Universitas Islam tertua di dunia ini.

Di tengah gencarnya wacana liberalisasi pemikiran keagamaan, Universitas Al-Azhar Cairo masih memiliki daya “sedot” bagi santri Indonesia untuk men“nyepuh”-kan ilmunya. “Ada rasa kurang afdhal belajar ilmu agama tanpa ke Al-Azhar,” papar salah satu santri partisipan seleksi yang tidak mau disebut namanya. Motivasi ini cukup menarik, sebuah kondisi yang tidak jauh berbeda dengan beberapa pesantren di tanah Jawa. Dalam image masyarakat, ada beberapa daerah yang memiliki pesantren yang kemudian menjadi tempat “menyepuhkan” ilmu, seperti ilmu fiqh di Kediri, ilmu tarekat di Jombang, Ilmu Ushul Fiqh di Situbondo, dan lain sebagainya.

Tahfidz Tiga Juz

Persyaratan utama dalam seleksi ini adalah selain mempunyai kemampuan bahasa adalah tahfidz Al-Quran. Peserta ujian seleksi banyak yang “berguguran” pada kompetensi ini. Maka dari itu, lembaga pendidikan yang berminat mengirimkan santrinya pada periode selanjutnya harus membekali santrinya dengan kompetensi tahfiz minimal 3 (tiga) juz. “Jikalau pada tahun ini anda tidak lulus seleksi, masih ada kesempatan tahun depan untuk mengikuti kembali, dan penuhi persyaratan dasarnya” sambut Anis Masykhur dalam pembukaannya di Aula Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya. Lembaga pendidikan keagamaan juga disarankan untuk menciptakan tradisi berbahasa (bi’ah lughawiyah) baik Arab maupun Inggris, sehingga bekal untuk mengikuti seleksi tahun depan bisa diikuti.


NB : Pengumuman seleksi beasiswa/non beasiswa Al-Azhar 2012/2013 dapat dilihat di www.ditpertais.net pada Hari Senin, 9 Juni 2012


Pengumuman Seleksi Tahap I Beasiswa Mesir 2012-2013, Program S1  

Pengumuman Seleksi Tahap I Beasiswa Mesir  program S1 periode 2012-2013 dapat dilihat di http://www.ditpertais.net/06/read.asp?newsID=366

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar